Translate

Resep Mudah Dan Praktis Rujak Soto Banyuwangi

Masakan rujak yang dimasak dengan kuah dan ditambahkan daging, usus, dan babat ini dinamakan rujak soto. Masakan khas dari Banyuwangi ini mempunyai ciri khas rasa yang pedas. Dengan menambahkan kunyit yang dibakar, dapat membuat aroma masakan rujak soto khas Banyuwangi ini menjadi lebih istimewa.

Resep Mudah Dan Praktis Rujak Soto BanyuwangiBahan:
2 buah tahu putih besar, goreng, potong-potong
150 gram tempe, goreng, potong-potong
75 gram kangkung, potong-potong, rebus
100 gram taoge, rebus
250 gram cingur sapi, rebus, potong-potong
1 buah mentimun, potong-potong
4 piring nasi atau 5 buah lontong (potong-potong)




Bumbu Rujak (haluskan):
3 buah cabai merah
4 buah cabai rawit
1 buah pisang batu, potong-potong
75 gram kacang tanah goreng
75 gram gula merah
2 sendok teh garam
3 sendok makan petis
5 sendok makan air asam jawa
Kuah Soto:
150 gram babat rebus, potong-potong
150 gram usus sapi rebus, potong-potong
200 gram tetelan sapi, potong-potong
1500 ml air
2 batang serai, memarkan
3 lembar daun jeruk, potong-potong
1 sendok makan garam
1 sendok teh gula pasir
2 batang daun bawang, potong-potong
3 sendok makan minyak untuk menumis
Haluskan:
8 buah bawang merah
4 siung bawang putih
3 cm kunyit bakar
4 buah kemiri, sangria
2 cm jahe
1 sendok teh lada
1 sendok teh ketumbar

Cara memasak rujak soto:

  1. Buat kuah soto: rebus tetelan sampai lunak, angkat.
  2. Ukur kaldunya 1000 ml.
  3. Tumis bumbu halus, serai, dan daun jeruk sampai matang.
  4. Tuang ke dalam kaldu.
  5. Tambahkan babat, usus, dan tetelan.
  6. Rebus sampai matang, bumbui gula dan garam, taburi irisan daun bawang.
  7. Aduk bumbu rujak, tambahkan tahu, tempe, kangkung, taoge, cingur, mentimun. Aduk rata.
  8. Sajikan nasi panas atau lontong, tambahkan bumbu rujak, siram dengan kuah soto
  9. Beri bawang goreng secukupnya, kecap secukupnya dan nikmati dengan tambahan kerupuk renyah.
readmore »»  

Tahap-Tahap Proses Asuhan Keperawatan

Pengertian Asuhan Keperawatan

Tahap-Tahap Proses Asuhan KeperawatanAsuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah Keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
Menurut Ali (1997) Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan (evaluasi).
Asuhan keperawatan diberikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien. Menurut Abraham Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu:
  • Kebutuhan fisiologis meliputi oksigen, cairan, nutrisi
  • Kebutuhan rasa aman dan perlindungan
  • Kebutuhan rasa cinta dan saling memiliki
  • Kebutuhan akan harga diri
  • Kebutuhan aktualisasi diri
    Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan merupakan seluruh rangkaian proses keperawatan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan dengan kiat-kiat keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan Asuhan Keperawatan

Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain:
  • Membantu individu untuk mandiri
  • Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan
  • Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya
  • Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

Fungsi Proses Keperawatan

Proses Keperawatan berfungsi sebagai berikut:
  • Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan .
  • Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
  • Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhanya dalam kemandirianya di bidang kesehatan.

Tahap-Tahap Proses Keperawatan

1. Pengkajian

  1. Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.
    a. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain:
  • Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
  • Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :
  • Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
  • Pola koping sebelumnya dan sekarang
  • Fungsi status sebelumnya dan sekarang
  • Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
  • Resiko untuk masalah potensial
  • Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
  • Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
  • Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
  • Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
  • Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
  • Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

3. Rencana keperawatan

Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang(potter,1997)

4. Implementasi keperawatan

Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
  • Tahap 1 : persiapan
    Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
  • Tahap 2 : intervensi
    Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,dependen,dan interdependen.
  • Tahap 3 : dokumentasi
    Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi

Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
  • Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
  • Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
    1. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
    2. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
    3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

        Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien ,seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan.

      Dokumentasi keperawatan

      Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter 2005).
    Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian yaitu : 1. Komunikasi
    Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan) perawatan klien termasuk perawatan individual,edukasi klien dan penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan.
2. Tagihan
financial Dokumentasi dapat menjelaskan sejauh mana lembaga perawatan mendapatkan ganti rugi (reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi klien.
3. Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui dalm berbagai masalah kesehatan dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
4. Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi dan mendukung diagnose keperawatan dan merencanakan intervensi yang sesuai.
5. Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu
6. Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi dasar untuk evaluasi tentang kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.
7. Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.
DOKUMENTASI PENTING UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN PERAWATAN KLIEN SECARA INDIVIDUAL.
Ada enam penting penting dalam dokumentasi keperawatan yaitu :
1. Dasar Faktual
Informasi tentang klien dan perawatannya harus berdasarkan fakta yaitu apa yang perawat lihat,dengar dan rasakan.
2. Keakuratan
Catatan klien harus akurat sehingga dokumentasi yang tepat dapat dipertahankan klien.
3. Kelengkapan
Informasi yang dimasukan dalam catatan harus lengkap,mengandung informasi singkat tentang perawtan klien.
4. Keterkinian
Memasukan data secara tepat waktu penting dalam perawatan bersama klien
5. Organisasi
Perawat mengkomunikasikan informasi dalam format atau urutan yang logis. Contoh catatan secara teratur menggambarkan nyeri klien,pengkajian dan intervensi perawat dan dokter.
6. Kerahasiaan
Informasi yang diberikan oleh seseorang ke orang lain dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa informasi tersebut tidak akan dibocorkan.
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Hal ini akan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan dan bahan pertimbangan dalam kenaikan jenjang karir/ kenaikan pangkat. Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat menggambarkan tentang kinerja seorang Perawat
readmore »»  

How to Make Sour Squid Recipe

How to Make Sour Squid Recipe
Ingredients:
a. 1 tablespoon cooking oil
b. 5 cloves garlic, crushed
c. 1 cloves bombay onion, diced
d. 1 vertebra finger ginger, crushed
e. 500 grams of fresh squid (cut to taste)
f. 1 teaspoon salt
g. 1 teaspoon flavoring
h. 1 teaspoon white sugar
i. 10 tablespoons of water
j. 3 pieces papika (yellow, red, green)
k. 1 green cucumber, unpeeled cored and cut it oblique
l. 1 teaspoon vinegar
m. chili sauce (according to taste)
n. sufficient water
How to Make Sour Squid Recipe:
1. Heat oil, fry the spices (garlic, onions, ginger)
2. Enter the squid and stir well.
3. Enter peppers, cucumbers
4. Add salt, flavorings, sugar,
5. Pour water, vinegar, chili sauce. Cook until all cooked.
readmore »»  

Cara Praktis dan Efektif Menghilangkan Jerawat Secara Alami

Cara Praktis dan Efektif Menghilangkan Jerawat Secara AlamiJerawat maupun bekas jerawat sangatlah mengganggu penampilan.Ups..ga’ usah panik karena ada banyak cara untuk menghilangkan jerawat maupun bekas jerawat kok. Di Blog ini saya akan berbagi informasi mengenai cara menghilangkan jerawat maupun bekasnya..

* Madu

Madu mempunyai manfaat yang bersifat antibakteri serta mempunyai khasiat untuk melembutkan kulit. Untuk itu sebaiknya gunakanlah madu secara teratur pada wajah untuk menghilangankan bekas jerawat. Dengan cara oleskanlah madu pada daerah sekitar bekas jerawat tersebut, lalu pijat selama beberapa menit, kemudian bilaslah dengan air hanggat hingga bersih. Dan gunakanlah madu asli untuk mempercepat hilangnya bekas jerawat tersebut.

* Minyak Zaitun

Minyak zaitun selain bermanfaat bagi kesehatan juga bisa digunakan untuk melembutkan dan menjaga kelembapan kulit. Selain itu minyak zaitun juga bermanfaat untuk mengurangi tonjolan bekas jerawat pada wajah kita.

* Ubi Kayu

Ubi kayu selain bisa sebagai pengganti nasi ternyata juga mempunyai manfaat untuk menghilangkan bekas jerawat yang membandel. Caranya adalah ambillah sepotong ubi kayu, kupas kulit, dan parutlah. Setelah itu peraslah ubi kayu tadi untuk mendapatkan airnya. Lalu sapukan air perahan tadi pada bekas jerawat tersebut. lakukanlah setiap hari selama seminggu. Insya allah noda jerawat sahabat akan menjadi berkurang.

* Tomat

Tomat mempunyai kandungan vitamin A yang melimpah. Fungsi utama tomat adalah merangsang produksi kolagen, sehingga bisa menyembuhkan kulit dari bekas jerawat. Caranya cukup mudah dengan mengiris tomat dan tempelkan pada bekas jerawat. Lakukan cara ini minimal 2 kali sehari. Dan lihatlah perbedaannya pada wajah sahabat.

* Kayu Manis

Selain digunakan sebagai bumbu dapur kayu manis juga bisa digunakan sebagai penghilang bekas jerawat. Dengan cara tumbuklah beberapa batang kulit kayu manis hingga menjadi serbuk. Setelah itu campurkan dengan sedikit air. Sapukan pada bekas jerawat. Lakukanlah selama 1 minggu dan lihatlah perbedaannya pada kulit wajah sahabat.

readmore »»  

Resep Mudah Membuat Kimchi Super Enak

Resep kimchi  ini bahan utamanya menggunakan sawi putih dan menggunakan bubur tepung untuk campuran pasta cabe. Sedangkan resep kimchi praktis bahan bakunya bisa diganti kol biasa dan tidak ada proses membuat bubur tepung. Menurut beberapa sumber, bubur tepung bisa juga diganti dengan jus pear dan apel.
Resep Mudah Membuat Kimchi Super Enak
 
Berikut bahan-bahan yang digunakan:

2 kg sawi putih
1/2 cangkir garam
Untuk bubur:
1-2 sdm tepung beras ketan
3/4 cangkir air putih
1 sdm gula

Untuk bumbu pasta:
1/2 cangkir cabe kering bubuk
1/4 cangkir kecap ikan, kami menggunakan kecap rasa cumi-cumi, resep asli selain menggunakan kecap ikan juga ditambah cumi-cumi mentah
1/2 siung bawang bombay/ 1 siung yang ukurannya kecil
6 siung bawang putih
1 ruas jahe
1-2 wortel diiris korek api
2 bawang daun diiris
Cara membuatnya:
Sawi dipotong-potong, bagian tangkai dipotong lebih kecil dibandingkan bagian daunnya. Setelah itu direndam dan didiamkan beberapa saat. Perendaman dengan air akan mempermudah proses pengasinan sawi pada tahap selanjutnya. Sawi bisa juga dibiarkan tanpa dipotong, langsung diberi garam keseluruh permukaan luar maupun dalam. Untuk cara ini, garam yang digunakan lebih banyak dan lebih lama waktu inkubasinya.
Setelah direndam dalam air, tiriskan sawi kemudian pindahkan ke dalam wadah yang kering, Taburi sawi dengan garam secara merata. Diamkan selama kurang lebih 1,5 jam. Aduk-aduk setiap 30 menit sekalli. Jika garam belum meresap dan rasanya masih kurang asin diamkan lebih lama.
Aduk rata semua bahan bubur tepung dalam sebuah panci. Nyalakan api dan didihkan sambil terus diaduk. Setelah mendidih dan adonan mengental, angkat kemudian dinginkan.
·         Siapkan bumbu-bumbu, iris wortel dan bawang daun.
·         Setelah mendidih dan adonan mengental, angkat kemudian dinginkan.
·         Siapkan bumbu-bumbu, iris wortel dan bawang daun.
·         Haluskan/blender bawang bombay, bawang putih, jahe dan kecap ikan.
·         Campurkan bubur tepung yang sudah dingin dengan bumbu halus dan cabe bubuk sampai membentuk pasta.
·         Aduk bumbu pasta bersama dengan irisan wortel dan bawang daun.Setelah 1,5 jam, sawi akan asin dan berair. Buang airnya, kemudian cuci bersih sawi hingga 3 kali bilasan Dalam wadah kering yang bersih, campurkan pasta cabe dan sawi sedikit demi sedikit.
Setelah semua teraduk rata, kimchi bisa langsung disantap atau dikemas dalam wadah plastik/gelas. Usahakan kemasannya padat, tidak ada rongga udara.
Untuk proses pengasaman/fermentasi, diamkan kimchi selama 1-2 hari pada suhu  ruang. Proses fermentasi di suhu dingin akan berlangsung sangat lambat.

readmore »»  

RESEP SPESIAL SIOMAY BANDUNG




RESEP SPESIAL SIOMAY BANDUNG
Hidangan siomay dengan pelengkap tahu, telur, kentang, pare dan kol yang disiram saus kacang kental yang manis dan gurih? Ya, itu adalah menu siomay khas dari Bandung yang banyak digemari sebagai makanan kecil. Mau tahu bagaimana resep siomay Bandung ini?
Tips dari kami, pastikan bahwa anda memilih daging ikan dan udang yang masih segar agar tidak amis dan tidak hancur saat diolah. Selain itu pada saat mencampur adonan, jangan diuleni terlalu kuat karena siomay akan menjadi alot.
Waktu persiapan
Waktu memasak
Waktu total
 Saran penyajian: 5-6
 
Bahan-bahan
Bahan:
  • 150 gram udang cincang
  • 150 gram daging ayam cincang
  • 200 gram daging ikan tenggiri, haluskan
  • 250 gram tepung kanji
  • 2 butir telur, kocok lepas
  • 15 lembar kulit pangsit siap pakai
  • 2 buah pare, potong dan keruk bagian tengah
  • 3 buah tahu putih, potong menjadi 4 bagian dan keruk bagian tengah
  • 3 butir telur rebus, kupas dan potong menjadi 4
  • 3 buah kentang rebus sebentar, bersihkan kulitnya dan potong menjadi 4
Bumbu:
  • 5 siung bawang putih, haluskan
  • 4 siung bawang merah, haluskan
  • 2 sdm kecap ikan
  • 1 sdt garam
  • 1 sdt merica
  • 2 sdt gula
Saus Kacang:
  • 500 gram kacang tanah, sangrai
  • 10 buah cabai merah besar
  • 8 buah bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 sdm garam
  • 1 sdm kecap manis
  • 150 ml air
  • 2 buah jeruk limau
Cara membuat
  1. Campurkan udang cincang, ayam cincang dan ikan tenggiri yang sudah dihaluskan.
  2. Tambahkan telur bawang putih dan bawang merah yang sudah dihaluskan, kecap ikan, garam, merica dan gula. Aduk hingga merata
  3. Masukkan tepung kanji sedikit demi sedikit, uleni hingga adonan kenyal dan tidak lembek
  4. Masukkan adonan daging ke dalam kulit pangsit dan tahu yang sudah dikerok
  5. Kukus siomay, tahu isi, telur dan kentang di dalam dandang panas hingga matang
  6. Untuk saus kacang, haluskan kacang yang sudah disangrai, cabai merah, bawang merah dan bawang putih
  7. Tambahkan air, gula pasir, garam, dan kecap manis. Kemudian masak di atas api kecil hingga mendidih, sambil aduk rata
  8. Tata siomay dan pelengkap di atas piring saji. Tuangkan saus kacang dan tambahkan perasan jeruk limau. Hidangkan
Bagaimana resep siomay bandung? Cukup mudah untuk dicoba sendiri di rumah kan? Jangan lupa memberikan saran dan tips pada kami.

readmore »»  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENDENGARAN DAN PENGHIDUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM PENDENGARAN DAN PENGHIDUAN Pada kasus gawat darurat pada system pendengaran, pada saat melihat korban hendaknya memperhatikan : korban bernapas atau tidak, kesadaran dan perdarahan. Keadaan ini dapat terjadi pada kondisi apapun. Tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas dan rendah perhatian orang tua terhadap kondisi anak sehingga menyebabkan munculnya kegawat daruratan pada pendengaran seperti trauma tumpul yang menyebabkan kehilangan pendengaran bahkan keseimbangan.
Keadaan gawat darurat ini dapat  terjadi pada system penghidu karena bagian tubuh kita ini terletak menonjol paling depan, makan bagian nini yang akan terbentur lebih dahulu. Juga karena adanya lubang pernapasan, maka bila tersumbat atau terganggu akan menyebabkan gawat darurat pernapasan.
Disfungsi penciuman dapat timbul dari berbagai penyebab dan sangat dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.   Sekitar 2 juta orang Amerika mengalami beberapa jenis disfungsi penciuman.   Penelitian telah menunjukkan bahwa disfungsi penciuman mempengaruhi setidaknya 1% penduduk di bawah usia 65 tahun, dan lebih dari 50% dari populasi lebih dari 65 tahun.   Indera penciuman menentukan rasa makanan dan minuman dan juga berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk mendeteksi bahaya lingkungan, seperti makanan basi, buruk dapat mempengaruhi preferensi makanan, asupan makanan dan nafsu makan. Salah satunya trauma hidung . Meskipun fraktur hidung adalah patah tulang wajah yang paling umum, mereka sering tidak diketahui oleh dokter dan pasien.Pasien dengan hidung patah tulang biasanya hadir dengan beberapa kombinasi deformitas, nyeri, perdarahan, edema, ecchymosis, ketidakstabilan, dan kertak, namun, fitur tersebut tidak mungkin ada atau mungkin sementara.
Dari uraian diatas kelompok tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul asuhan keperawatan gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan gawat darurat pada sisten pendengaran dan penghidu sehingga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam asuhan keperawatan gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu.
2.      Tujuan Khusus
a.        Mampu   melakukan pengkajian pada askep gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu
b.        Mampu  menetapkan diagnosa keperawatan pada askep gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu
c.        Mampu membuat rencana keperawatan pada askep gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu
d.       Mampu  mengimplementasikan rencana keperawatan pada askep gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu
e.        Mampu  mengevaluasi rencana keperawatan yang telah diimplementasikan pada askep gawat darurat pada system pendengaran dan penghidu


BAB II
ASKEP GAWAT  DARURAT
PADA SISTEM PENDENGARAN

A.    Konsep Dasar Penyakit
1.      Pengertian
Gawat darurat telinga  adalah suatu keadaan yang menyebabkan terjadinya penurunan pendengaran bahkan kkehilangan pendengaran yang disebabkan oleh beberapa factor diantaranya trauma tumpul seperti kecelakaan lalu lintas,dll baik dalam waktu akut maupun kronis.

2.      Etiologi
a.       Telinga kemasukan benda asing  seperti air, biji – bijian, manic – manic, bulir padi, lintah,
b.      Trauma telinga penyebabnya menyelam,trauma tumpul seperti benda keras yang mengenai telinga dan trauma tajam seperti kecelakaan sehingga menyebabkan telinga menjadi putus.
c.       Barotrauma (Perbedaan Tekanan)
d.      Racun
• Aminoglycoside antibiotics
• Ethacrynic acid – oral
• Aspirin
• Chloroquine
• Quinidine
e.       Keterkaitan dengan Usia:
Keterkaitan karena Usia (presbycusis), manula tidak dapat mendengar suara yang memiliki frekuensi tinggi
f.       Pekerjaan harian:
Pekerjaan yang berdekatan dengan suara keras yang berlangsung secara berulang-ulang, hari demi hari dapat mengalami kehilangan pendengaran yakni kerusakan saraf. Peningkatan konsentrasi pada kondisi ruang kerja dengan nyata dapat mengurangi kehilangan pendengaran
g.      Berikut ini pekerjaan yang beresiko kehilangan pendengaran :
- Petani yang menggunakan traktor
- Musik konser
- Perbaikan landas pacuan udara
- Mesin kapal, pabrik
- Konstruksi
h.      Lainnya
• Penyakit Meniere
• Akustik Neuroma (Tumor)
i.        Kehilangan pendengaran sementara bisa disebabkan
• Mengkorek kuping pada lubang telinga
• Benda asing yang mendekam didalam lubang telinga
• Luka pada kepala
• Alergi
• Eustachian rongga terblokir
• Gendang telinga yang tertusuk
• Infeksi telinga
• Reaksi terhadap obat-obatan

3.      Tanda dan gejala
a.       Telinga kemasukan air
1)      Memang benar kemasukan air
2)      Telinga kurang dengar
3)      Telinga kadang – kadang terasa sakit dibagian dalam
4)      Telinga mendengar seperti suara berdengung
b.      Telinga kemasukan benda asing
1)      Adanya benda yang secara tidak sengaja masuk kedalam telinga
2)      Setelah daun telinga ditarik keatas dan kebelakang akan terlihat benda asing
3)      Rasa sakit di telinga
4)      Kadang – kadang keluar darah dan bengkak
5)      Trauma telinga
6)      Rasa sakit didalam telinga
7)      Rasa mendengung dalam telinga
8)      Rasa tebal atau tuli dalam telinga
9)      Keluar darah telinga
4.      Penatalaksanaan
Berikan tampon yang mengandung antibiotic, pembersihan telinga secara menyeluruh ( aural Toilet ), tetes dekongestan hidung, pemberian analgesic dan miringiotomi bahkan pembedahan ( mastoidektomi ) dan meminimalkan terjadinya kommplikasi

B.     Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Data demografi yaitu tempat tinggal, keadaan wilayah, umur, jenis kelamin.
b.      Riwayat kesehatan
1)      RKS
Nyeri telinga, rasa penuh pada telinga, kehilangan pendengaran, serumen keras, nyeri berat, bahkan penurunan pendengaran, adanya cairan yang  keluar dari kanalis auditorius eksternus, nyeri tekan pada aural, demam, selulitis, tinnitus, persisten bau busuk
2)      RKD
Adanya infeksi pada laring atau faring, adanya benda asing yang masuk, Trauma tulang, hantaman keras pada telinga, reaksi alergi, adanya riwayat ISPA.
3)      RKK
Adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama pada klien atau menderita ISPA
c.       Pemeriksaan fisik
1)      Inspeksi
Adnya otorea, dengan otoskopi : eritema, edema, lesi, adanya benda asing, cairan abnormal yang keluar dan terjadi peradangan pada membrane timpani dan edema bahkan hematoma pada sekitar telinga.
2)      Palpasi
Adanya nyeri tekan pada aural dan sekitar telinga

2.      Diagnosa Yang  Mungkin Muncul
a.       Nyeri bd inflamasi telinga eksterna atau iritasi local,benda asing atau infeksi telinga media
b.      Ansietas bd potensial kehilangan pendengaran
c.       Perubahan persepsi audiotorius bd kerusakan N. VII dan N. VIII kehilangan pendengaran
d.      Risiko terjadinya trauma bd kesulitan keseimbangan, kerusakan N.VII dan N. VIII
e.       Kurangnya pengetahuan bd kurangnya terpajan informasi

3.      Intervensi
a.       Nyeri bd inflamasi telinga eksterna atau iritasi local,benda asing atau infeksi telinga media
1)       Kaji laporan nyeri, catat lokasi, lama intensitas dan karakteristiknya
2)      Berikan tindakan kenyamanan
3)      Lakukan pembersihan telinga dari eksudat dan darah : bilas telinga,irigasi telinga, tampon telinga, obat tetes telinga dan salf telinga
b.      Ansietas bd potensial kehilangan pendengaran
1)      Kaji tingkat ansietas klien
2)      Dorong klien mendiskusikan ansietas dan gali informasi dari klien tentang penyebabnya
3)      Ajarkan klien teknik penatalakksanaan stress
4)      Berikan upaya kenyamanan dan hindari aktivitas yyang menyebabkan stress
5)      Instruksikan klien dalam aspek program pengobatan
c.       Perubahan persepsi audiotorius bd kerusakan N. VII dan N. VIII kehilangan pendengaran
1.      Kurangi kegaduhan lingkungan
2.      Memandang pasien ketika berbicara
3.      Berbicaara tegas dan jelas tanpa berteriak
4.      Berikan pencahayaan yang cukup jika pasien bergantung dalam membaca gerakan bibir
5.      Menggunakan tanda non verbal
6.      Libatkan keluarga selama proses pengobatan dan perawatan.
BAB III
ASKEP GAWAT DARURAT PADA SISTEM PENGHIDU

A.    Konsep Dasar penyakit
1.      Pengertian
a.      Pendarahan Hidung ( epistaksis )
Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.etmoid anterior dan posterior yang merupakan cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna. Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a. maksilaris interna, di antaranya ialah ujung a. palatina mayor dan a. sfenopalatina yang keluar dari foramensfenopalatina bersama n. sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung posterior konka media. Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a. fasialis. Padabagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a. sfenopalatina, a. etmoidanterior, a. labialis superior dan a. palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach (Little’sarea). Pleksus Kiesselbach letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis (perdarahan hidung), terutama pada anak. Vena-vena hidung mempunyai nama sama dan berjalan berdampingan denganarterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke v. oftalmika yang berhubungan dengan sinus kavernosus. Vena-vena di hidung tidak memiliki katup, sehinggamerupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.

b.      Hidung terkena cidera atau trauma
Hal ini sering terjadi pada olahraga tinju, karate, dan sepak bola. Sekarang ini lalu lintas yang padat dan cepat sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan juga perkelahian yang menyebabkan terjadinya trauma.

c.       Hidung kemasukan benda asing
Terkadang tanpa sengaja ada benda yang masuk kehidung. Benda asing disini biasanya berupa  biji – bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga kedelai, manic – manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil dan lainnya. Mula – mula benda teresebut berada pada dilubang hidung senelah luar kemudian terdorong kearah dalam ketika tarik nafas dalam dan menyebabkan sesak nafas.

d.      Sinusitis
Sinusitis merupakan penyakit infeksi yang mengenai sinus paranasal, yaitu berada disekitar hidung. Sinusitis terjadi akibat komplikasi dari penyakit jalan napas atas. Jalan napas atas terdiri dari hidung, tenggorokan, dan telinga serta jalan nafas bawah adalah paru – paru. Sinusitis melatarbelakangi  penyakit – penyakit lain seperti congek, sesak nafas atau bronchitis kronis, serta infeksi lambung kronis atau gastritis kronis.

2.      Etiologi
1.      Trauma atau benturan benda tumpul
2.      Benda asing seperti biji – bijian yang kecil seperti jagung, kacang, dan juga kedelai, manic – manic, kapur barus, nyamuk, lalat, kerikil dan lainnya
3.      Peningkatan suhu tubuh
4.      Peningkatan tekanan pada hidung, DBD, Campak dan terlalu lam berjemur dibawah sinar matahari
5.      Infeksi virus dan bakteri

3.      Manifestasi Klinis
a.       Trauma Hidung
1.      Hidung bengkak, terkadang disertai perdarahan dibawah kulit atau hematoma
2.      Sekitar mata dan hidung bengkak, terjadi perdarahan dibawah kulit ( brilla hematoma )
3.      Bentuk hidung berubah bengkok
4.      Hidung berdarah
b.      Kemasukan benda asing pada hidung
1)   Hidung tersumbat sebelah
2)   Rasa pedas dan sakit dalam hidung
3)   Hidung sampai berdarah
4)   Hidung pilek sebelah dan berbau disertai darah bila sudah lama kejadiannya.
c.       Mimisan atau epistaksis
1)      Darah keluar dari hidung dengan menetes atau mengalir dengan deras
2)      Darah dapat juga keluar lewat lubang bagian belakang yang terus menerus mengalir pada mulut dapat seperti muntahan sarah
3)      Adanya tanda – tanda penyebab diatas
d.      Sinusitis
Gejalanya hampir sama dengan flu seperti batuk pilek, dahak yang seperti susu dan kental, sulit mengeluarkannya, dan flu yang menahun  atau tidak dapat sembuh.

5.      Penatalaksanaan
a.       Trauma hidung
1.      Kompreslah  daerah hidung dan sekitarnya dengan es dan sedikit si tekan
2.      Bersihkan lubang hidung dari gumpalan darah
3.      Sumbatlah liang hidung yang berdarah dengan lintingan daun sirihyang sudah diremas atau lintingan kassa yang dibasahi lembab, peras dahulu sebelum dimasukkan kedalam liang hidung dengan minyak paraffin atau minyak kelapa atau boorzalf, vasselin agar besok tidak lengket bila dicabut.
4.      Bawa segera kerumah sakit

b.      Kemasukan benda asing
1.      Bila yang masuk tidak teralu dalam dan masih bisa terlihat, bias diambil dengan sebatang pinset. Secara perlahan pinset tersebut dimasukkan kedalam hidung tarik benda tersebut dengan perlahan keluar dengan hati – hati.
2.      Bisa juga dilakukan dengan menutup liang hidung yang tidak tersumbat tarik nafas dengan mulut  lalu  buang  hembuskan kuat–kuat udara hingga benda asing itu keluar
3.      Bila gagal letakkan anak atau korban dalam posisi sedikit menunduk condong kedepan coba lah benda asing dikait kearahh keluar dengan pengait yang ujungnya tumpul agar tidak melukai
4.      Bila gagal lagi, bawa segera kerumah sakit atau ahli THT
5.       Apabila benda itu lintah maka jepit dengan kuat lintah tersebut, hidung yang tersumbat ditetesi dengan air perasan tembakau sambil menarik jepitan tersebut.  Perdarahan disumbat seperti diatas.
 
c.       Mimisan atau epistaksis
1.      Pencetlah kedua sisi hidung selama 20 menit
2.      Kompreslah hidung dan kening dengan es
3.      Carilah benda asing  penyebabnya
4.      Adakah tanda – tanda darah tinggi, DHF, dan sebagainya
5.      Korban ditidurkan bersandar dan tenanganlah
6.      Jangan boleh mengeluarkan ingus atau bersin
7.      Bila gagal, masukkan lentingan daun sirih yang telah diremas kedalam lubang hidung
8.      lintingan kassa yang dibasahi lembab, peras dahulu sebelum dimasukkan kedalam liang hidung dengan minyak paraffin atau minyak kelapa atau boorzalf, vasselin agar besok tidak lengket bila dicabut. Lalu hidung diplester dengan diberikan sedikit tekanan
9.      Bawa segera kerumah sakit atau ahli THT

d.      Sinusitis
Dengan pemberian antibiotic dan cari penyebabnya serta lakukan pemeriksaan darah lengkap dan urine, rontgen, dan lakukan chec up foto dada dan rekam jantung.

A.    Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a)      Inspeksi
1)      Adanya hematoma pada hidung dan sekitarnya
2)      Adanya perubahan bentuk hidung yang abnormal
3)      Terjadinya perdarahan dari  hidung dengan menetes atau mengalir dengan deras bahkan mengalir kebagian belakang kearah mulut.
4)      Adanya nyeri pada hidung
5)      Hidung tersumbat dan sulit bernapas
6)      Pilek menahun dan berbau busuk pada hidung
7)      Sputum timbul seperti susu bahkan terkadang terjadi komplikasi berlanjut seperti congek atau OMK bahkan lebih lanjutnya timbul tanda – tanda meningitis.

b)      Pemeriksaan diagnostic
Terkadang pada sebagian pasien ditemukan kekurangan volume darah( hipovolemia ), terjadinya peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, pernapasan dan suhu, pada sinusitis dan benda asing yang lama dalam rongga hidung terjadi peningkatan jumlah leukosit karena terjadi infeksi yang lama. Dan kehilangan sensasi bau pada penderita.

2.      Diagnosa yang mungkin muncul
a)      Gangguan sensori persepsi : penciuman bd perubahan sensori persepsi, perubahan penerimaan sensori, stimulus lingkungan yang berlebihan

b)      Nyeri akut bd agen cidera fisik
c)      Risiko infeksi bd trauma, pertahanan primer tak adekuat, penyakit sinusitis kronis
d)     Ansietas bd stress, ancaman kematian, terpaparnya racun
e)      Pola napas tidak efektif bd nyeri, penyumbatan saluran napas bagian atas
f)       Risiko kekurangan volume cairan bd kehilangan aktif : perdarahan massif

3.      Intervensi
a)      Gangguan sensori persepsi : penciuman bd perubahan sensori persepsi, perubahan penerimaan sensori, stimulus lingkungan yang berlebihan
1)      Kaji seberapa besar kehilangan sensasi bau pada klien
2)      Kenalkan pasien dengan berbagai sensasi bau seperti aroma makanan, parfum dll
3)      Jelaskan pada pasien tentang keadaannya dan mekanisme bau sehingga pasien jelas dengan keadaannya
4)      Kolaborasikan pemeriksaan selanjutnya dan terapi
5)      Libatkan keluarga dalam pengobatan dan perawaatan

b)      Nyeri akut bd agen cidera fisik
1)      Pastikan durasi atau episode masalah sehingga dapat dikonsulkan obat dan terapi yang akan digunakan
2)      Teliti keluhan nyeri, cata intensitas, karakteristik, lokasinya, factor yang memperburuk
3)      Catat kemungkinan patofisiologi yang khas seperti infeksi sinus,
4)      Observasi adanya tanda – tanda non verbal seperti ekspresi wajah
5)      Berikan kompres es pada hidung dan dahi
6)      Gunakan sentuhan terapeutik

c)      Risiko infeksi bd trauma, pertahanan primer tak adekuat, penyakit sinusitis kronis
1.      Kaji tanda – tanda vital dengan sering. Catat adanya penurunan TD, Nadi, RR, dan peningkatan Suhu
2.      Catat adanya perubahan kesadaran
3.      Pertahankan teknik aseptik pada penghentian perdarahan dan penggantian balutan
4.      Kolaborasikan : ambil hapusan sputum, darah, dan berikan antibiotic

BAB IV
PENUTUP
 A.    Kesimpulan
Keadaan gawat darurat ini dapat  terjadi pada system penghidu karena bagian tubuh kita ini terletak menonjol paling depan, makan bagian nini yang akan terbentur lebih dahulu. Juga karena adanya lubang pernapasan, maka bila tersumbat atau terganggu akan menyebabkan gawat darurat pernapasan. Disfungsi penciuman dapat timbul dari berbagai penyebab dan sangat dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
.
B.     Saran
1)      Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa keperawatan
2)      Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.
3)      semoga makalah ini dapat menjadi pokok bahasan dalam berbagai diskusi dan forum terbuka


 DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan.  Jakarta : EGC
Sutawijaya, Bagus Risang. 2009. Gawat darurat  Panduan Kesehatan Wajib di Rumah Anda.  Yogyakarta : Aulia Publishing
NANDA, 2005 – 2006 . Diagnosa Keperawatan : defenisi dan klasifikasi. Prima medika
http://www.utmb.edu/otoref/grnds/Olfactory-2003-1126/Olfactory-2003-1126.html
http://emedicine.medscape.com/article/391863-overview
http://www.useironline.org/Prevention.htm
http://mirianto.com/articles/gangguan-pendengaran-dan-penyebabnya/
http://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=70896
readmore »»