Aneka Cilok Saus Kacang merupakan jajanan
Bandung yang sudah lama terkenal. Mulai dari anak kecil sampai orang
dewasa banyak yang menyukai camilan satu ini. Kini cilok dibuat
semenarik mungkin dengan berbagai varian
isi seperti sosis, kornet, abon, keju atau telur puyuh. Ingin
membuatnya sendiri di rumah? Cek resep Aneka Cilok Saus Kacang di bawah
ini ya. Silahkan dicoba!
Translate
DIET SEHAT DAN AMAN DENGAN PEMBAKARAN LEMAK
Untuk
orang yang butuh menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Diet ini
diberikan oleh salah satu Rumah Sakit di Maryland USA untuk para pasien
jantung yang perlu menurunkan berat badan dengan cepat sebelum
dioperasi.
Program 7 hari ini digunakan sesering mungkin sesuai kebutuhan. Jika dipraktekkan secara tepat dan dijalankan secara penuh, program ini akan membersihkan system metabolism yang akan membantu ketahanan tubuh dan memberikan kondisi segar yang sebelumnya tidak dirasakan. Hanya dalam jangka waktu hitungan hari, anda akan merasakan tubuh anda akan menjadi lebih ringan sekurang2nya 10 pounds (+/- 4 kg ) dan bahkan mungkin hingga 17 pounds ( +/-7.5 kg ) serta memiliki energy yang lebih besar. Lanjutkan program ini selama anda ingin dan merasakan perbedaannya.
Program 7 hari ini digunakan sesering mungkin sesuai kebutuhan. Jika dipraktekkan secara tepat dan dijalankan secara penuh, program ini akan membersihkan system metabolism yang akan membantu ketahanan tubuh dan memberikan kondisi segar yang sebelumnya tidak dirasakan. Hanya dalam jangka waktu hitungan hari, anda akan merasakan tubuh anda akan menjadi lebih ringan sekurang2nya 10 pounds (+/- 4 kg ) dan bahkan mungkin hingga 17 pounds ( +/-7.5 kg ) serta memiliki energy yang lebih besar. Lanjutkan program ini selama anda ingin dan merasakan perbedaannya.
TIPS JITU PASCA BANJIR
Curah
hujan yang meningkat tajam awal tahun 2014, membuat daerah-daerah yang
memang sudah menjadi langganan banjir menerima akibatnya.
Sungai-sungai
di daerah tersebut meluap dan menggenani area perumahan di sekitarnya,
seperti kota Jakarta dan sekitarnya dan beberapa daerah lainnya di
Indonesia yang tahun ini banyak menerima luapan banjir.
Para warga pun harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman yang sudah disediakan.
Setelah
banjir mulai surut mereka kembali ke rumah masing-masing dan
membersihkan genangan air banjir yang tersisa di dalam rumah.
Beberapa
cara berikut ini dapat Anda lakukan saat membersihkan rumah pasca
banjir, sebab Anda sebaiknya menggunakan langkah tepat agar tidak
menimbulkan dampak penyakit pasca banjir :
a. Menyedot Air yang masih menggenang
Setelah banjir surut ada beberapa bagian rumah yang masih tergenang air. Anda perlu menyedot air tersebut agar tidak timbul sarang penyakit.
Setelah itu semprot rumah dengan selang berisi air bersih agar lumpur banjir tersapu dengan baik.
b. Menggunakan disinfektan
Walaupun
rumah tampak bersih setelah dibersihkan, namuan bukan berarti akan
banyak bakteri yang muncul di dalam rumah Anda. Jika dibiarkan akan
menyebabkan penyakit yang tidak diinginkan.
Sebaiknya Anda juga membersihkan rumah dengan menggosokkan cairan disinfektan yang sudah dicampur dengan satu galon air.
Gosokkan
pada bagian rumah yang sebelumnya terendam banjir seperti bagian
dinding, lantai, perabotan rumah tangga dan sebagainya.
Membersihkan peralatan dapur yang berbahan kaca, porselen, plastik sebaiknya direndam dalam cairan tersebut kurang lebih 10 menit.
Cairan sebanyak 2 sendok makan dicampur dengan 1 air galon yang dipanaskan.
Sedangkan perabotan yang berbahan perak, alumunium, logam sebaiknya direbus dalam waktu 10 menit dalam air mendidih.
c. Keringkan benda yang basah
Benda yang basah sebaiknya juga segera dikeringkan agar tidak berjamur dan meninggalkan noda permanen.
Biasanya hal ini terjadi pada barang-barang yang mudah basah seperti pakaian, selimut, handuk, bahan kain.
Cuci segera perabotan tersebut dengan sebelumnya direndam pada air panas untuk mengangkat kotoran dan mematikan bakteri.
Bahan karpet juga sebaiknya dicuci menggunakan cairan disinfektan, kemudian dikeringkan dengan menjemur di bawah terik matahari.
d. Gunakan pengaman
Menggunakan
pengaman sangat perlu dilakukan saat membersihkan rumah. Gunakan sarung
tangan, masker wajah, alas kaki seperti sepatu atau sandal, kaca mata, terutama saat Anda menggunakan cairan disinfektan saat membersihkan perabotan.
Selain itu juga untuk menghindari kontak lansung dengan jamur atau bakteri yang menimbulkan penyakit nantinya.
e. Singkirkan jamur
Jamur
menjadi musuh utama saat perabotan dalam keadaan lembab, terutama yang
terendam air. Anda bisa membersihkannya dengan spon atau kain basah yang
sudah diberi cairan anti jamur.
INSERT JUMP BREAK PADA POSTINGAN BLOG
Insert jump break berguna untuk memotong tampilan halaman menjadi dua
atau tiga tulisan dalam satu halaman tampilan dengan mengunakan kata
read more untuk menbuka halaman keseluruhan. Dengan adanya fitur jump
break di blog ini menjadikan tampilan halaman lebih tertata dengan baik.
Pembaca bisa melihat dua atau tiga tulisan langsung dari satu laman
blog yang di buka dengan link read more di bawahnya.
PERAWATAN LUKA MODERN
Pada saat
ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama
dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga memberikan
kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini. Disamping
itu pula, isu terkini yang berkait dengan manajemen perawatan luka ini
berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan kondisi penyakit
degeneratif dan kelainan metabolic semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut
biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana perawatan yang tepat
diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan optimal.
ASUHAN KEPERAWATAN RHEUMATOID ARTHRITIS
A. PENGERTIAN
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165)B. PENYEBAB / ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu :- Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
- Endokrin
- Autoimmun
- Metabolik
- Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
C. EPIDEMIOLOGI
Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3 : 1. Kecenderungan wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini.D. MANIFESTASI KLINIK
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat bervariasi.- Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
- Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.
- Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.
- Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang .
- Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
- Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
- Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang merupakan sindrom SjÖgren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
E. DIAGNOSTIK
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association (ARA) adalah:
- Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari (Morning Stiffness).
- Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.
- Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
- Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
- Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
- Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
- Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
- Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
- Pengendapan cairan musin yang jelek
- Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
- gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
- Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu
- Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
- Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.
F. PENATALAKSANAAN / PERAWATAN
Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas penyakit.Tujuan utama dari program penatalaksanaan / perawatan adalah sebagai berikut :
- Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
- Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari penderita
- Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
- Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
- Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus. - Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat. - Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya penyakit. - Diet/Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk memperoleh diet seimbang adalah penting. - Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit.
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.- Aktivitas / istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi. - Kardiovaskuler
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal). - Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stres akut / kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan), Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain). - Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ)
Tanda: Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa. - Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan - Neurosensori
Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala: Pembengkakan sendi simetris - Nyeri / kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi). - Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan ringan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada meta dan membran mukosa. - Interaksi sosial
Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi. - Penyuluhan / pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga (pada awitan remaja). Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “ arthritis tanpa pengujian. Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
Pertimbangan: DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
Rencana Pemulangan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
- Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
- Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
- Laju Endap Darah: Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
- Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
- Sel Darah Putih: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
- Haemoglobin: umumnya menunjukkan anemia sedang.
- Ig (Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.
- Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
- Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
- Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
- Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
- Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
C. PRIORITAS KEPERAWATAN
- Menghilangkan nyeri
- Meningkatkan mobilitas.
- Meningkatkan monsep diri yang positif
- mendukung kemandirian
- Memberikan informasi mengenai proses penyakit/ prognosis dan keperluan pengobatan.
D. TUJUAN PEMULANGAN
- Nyeri hilang/ terkontrol
- Pasien menghadapi saat ini dengan realistis
- Pasien dapat menangani AKS sendiri/ dengan bantuan sesuai kebutuhan.
- Proses/ prognosis penyakit dan aturan terapeutik dipahami.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- NYERI AKUT/ KRONIS
- Dapat dihubungkan dengan :
- Agen pencedera
- Distensi jaringan oleh akumulasi cairan / proses inflamasi
- Destruksi sendi.
- Dapat dibuktikan oleh:
- Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan.
- Berfokus pada diri sendiri/ penyempitan fokus
- Perilaku distraksi/ respons autonomic
- Perilaku yang bersifart ahti-hati/ melindungi
- Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan :
- Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol
- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
- Mengikuti program farmakologis yang diresepkan
- Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
- Intervensi dan Rasional :
- Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi
dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program - Berikan matras / kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri - Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
Rasional : Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi - Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan
yang menyentak.
Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi - Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran
pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat
untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau
suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.
Rasional : Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan - Berikan masase yang lembut
Rasional : Meningkatkan relaksasi / mengurangi nyeri - Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi
progresif, sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman
imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
Rasional : Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping - Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
Rasional : Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat - Beri obat sebelum aktivitas / latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
Rasional : Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi - Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
Rasional : Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas. - Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan
Rasional : Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut
- Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi
dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal
- Dapat dihubungkan dengan :
- MOBILITAS FISIK, KERUSAKAN
- Dapat dihubungkan dengan :
- Deformitas skeletal
- Nyeri
- Ketidaknyamanan
- Intoleransi aktivitas
- Kenurunan kekuatan otot.
- Dapat dibuktikan oleh :
- Keengganan untuk mencoba bergerak / ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik
- Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot / kontrol dan massa (tahap lanjut).
- Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan:
- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya / pembatasan kontraktur.
- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
- Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
- Intervensi dan Rasional:
- Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
Rasional : Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi - Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan
jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus
dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.
Rasional : Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan - Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan
Rasional : Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi - Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.
Demonstrasikan / bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan
mobilitas, mis, trapeze
Rasional : Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit - Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace
Rasional : Meningkatkan stabilitas (mengurangi resiko cidera) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor - Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.
Rasional : Mencegah fleksi leher - Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan
Rasional : Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas - Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.
Rasional : Menghindari cidera akibat kecelakaan / jatuh - Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.
Rasional : Berguna dalam memformulasikan program latihan / aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat - Kolaborasi: Berikan matras busa / pengubah tekanan.
Rasional : Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas - Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).
Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut
- Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
- Dapat dihubungkan dengan :
- GANGGUAN CITRA TUBUH/ PERUBAHAN PENAMPILAN PERAN
- Dapat dihubungkan dengan :
- Perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum
- Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas
- Dapat dibuktikan oleh :
- Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.
- Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.
- Perubahan pada gaya hidup / kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat
- Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.
- Perasaan tidak berdaya, putus asa.
- Hasil yang dihapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :
- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
- Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
- Intervensi dan Rasional :
- Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
Rasional : Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung - Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang
terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam
memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
Rasional : Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut - Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
Rasional : Isyarat verbal / non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri - Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.
Rasional : Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi - Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.
Rasional : Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut - Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.
Rasional : Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri - Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
Rasional : Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi - Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.
Rasional : Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri - Berikan bantuan positif bila perlu.
Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri - Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog.
Rasional : Pasien / orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang / ketidakmampuan - Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan.
Rasional : Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif
- Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
- Dapat dihubungkan dengan :
- KURANG PERAWATAN DIRI
- Dapat dihubungkan dengan :
- Kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
- Dapat dibuktikan oleh:
- Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.
- Hasil yang dihapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan :
- Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.
- Mendemonstrasikan perubahan teknik / gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
- Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi / komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.
- Intervensi dan Rasional:
- Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4)
sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang
sekarang diantisipasi.
Rasional : Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini. - Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.
Rasional: Mendukung kemandirian fisik/emosional - Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan.
Rasional : Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri - Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasional : Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran - Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.
Rasional : Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual - Kolaborasi: atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi.
Rasional : Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah
- Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4)
sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang
sekarang diantisipasi.
- Dapat dihubungkan dengan :
- PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN RUMAH, KERUASAKAN, RESIKO TINGGI TERHADAP
- Faktor risiko meliputi :
- Proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung tidak adekuat.
- Dapat dibuktikan oleh:
- (Tidak dapat diterapkan; adanya tanda dan gejala membuat diagnosa menjadi aktual)
- Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, Pasien akan :
- Mempertahankan keamanan, lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan.
- Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.
- Intervensi dan Rasional:
- Kaji tingkat fungsi fisik
Rasional : Mengidentifikasi bantuan/ dukungan yang diperlukan - Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri.
Rasional : Menentukan kemungkinan susunan yang ada/ perubahan susunan rumah untuk memenuhi kebutuhan individu - Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan
situasi individual. Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk
pasien, mis: membagi tugas-tugas rumah tangga antara anggota keluarga.
Rasional : Menjamin bahwa kebutuhan akan dipenuhi secara terus-menerus - Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan, mis: lift, peninggian dudukan toilet.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk mendapatkan peralatan sebelum pulang - Kolaborasi: Koordinasikan evaluasi di rumah dengan ahli terapi okupasi.
Rasional : Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan, cara-cara untuk mengubah tugas-tugas untuk mengubah tugas-tugas untuk mempertahankan kemandirian - Kolaborasi: Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: pelayanan pembantu rumah tangga bila ada.
Rasional : Memberikan kemudahan berpindah pada / mendukung kontinuitas dalam situasi rumah
- Kaji tingkat fungsi fisik
- Faktor risiko meliputi :
- KURANG PENGETAHUAN (KEBUTUHAN BELAJAR), MENGENAI PENYAKIT, PROGNOSIS, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN.
- Dapat dihubungkan dengan :
- Kurangnya pemajanan / mengingat.
- Kesalahan interpretasi informasi.
- Dapat dibuktikan oleh:
- Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep.
- Tidak tepat mengikuti instruksi / terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
- Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi, pasien akan :
- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.
- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.
- Intervensi dan Rasional :
- Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi - Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit
melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan
istirahat.
Rasional : Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas - Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang
realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi
fisik, dan manajemen stres.
Rasional : Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks - Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.
Rasional : Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis - Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur.
Rasional : Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan tidur dan mengurangi kekakuan di pagi hari - Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik.
Rasional : Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi - Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.
Rasional : Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya - Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
Rasional : Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan - Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan.
Rasional : Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki - Berikan informasi mengenai alat bantu
Rasional : Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan - Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk dari pada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi
Rasional : Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan kemandirian - Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat
istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar
sendi tetap meregang, tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang
ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama
menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan.
Rasional : Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri - Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit
lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian
bantalan yang tepat.
Rasional : Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit - Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan / pemeriksaan laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT.
Rasional : Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian / perbaikan yang terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya. - Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan
Rasional : Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri / percaya diri - Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis (bila ada).
Bantuan / dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal
- Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.
- Dapat dihubungkan dengan :
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian
- Faktor predisposisi
- Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik
- Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan kebudayaa
- Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah
- Faktor Presipitasi
- Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau
faktor dari luar individu ( internal or eksternal sources ), yang dibagi
5 ( lima ) kategori :
- Ketegangan peran, adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang diharapkan seperti konsep berikut ini :
- Konflik peran : ketidaksesuaian peran antar yang dijalankan dengan yang diinginkan
- Peran yang tidak jelas: kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang dilakukannya
- Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat peran yang kompleks
- Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk menyesuaikan diri
- Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti
- Transisi peran sehat – sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh
keadaan sehat atau keadaan sakit. Transisi ini dapat disebabkan :
- Kehilangan bagian tubuh
- Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
- Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
- Prosedur pengobatan dan perawata
- Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidakseimbangan bio – kimia, gangguan penggunaan obat, alkoholdan zat.
- Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau
faktor dari luar individu ( internal or eksternal sources ), yang dibagi
5 ( lima ) kategori :
- Perilaku
Data yang dikumpulkan oleh seorang perawat, hendaknya data perilaku yang obyektif dan dapat diamati. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang rendaha ( Stuart dan Sundeen, 1995 ) yaitu identitas kacau dan depersonalisasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Perilaku dengan harga diri yang rendah- Mengkritik diri sendiri atau orang lain
- Produktifitas menurun
- Destruktif pada orang lain
- Gangguan berhubungan
- Merasa diri lebih penting
- Merasa tidak layak
- Rasa bersalah
- Mudah marah dan tersinggung
- Perasaan negative terhadap diri sendiri
- Pandangan hidup yang pesimis
- Keluhan – keluhan fisik
- Pandangan hidup terpolarisasi
- Mengingkari kemampuan diri sendiri
- Mengejek diri sendiri
- Mencederai diri sendiri
- Isolasi social
- Penyalahgunaan zat
- Menarik diri dari realitas
- Khawatir
- Ketegangan peran
Perilaku dengan Identitas kacau- Tidak mengindahkan moral
- Mengurangi hubungan interpersonal
- Perasaan kosong
- Perasaan yang berubah – ubah
- Kekacauan identitas seksual
- Kecemasan yang tinggi
- Tidak mampu berempati
- Kurang keyakinan diri
- Mencintai diri sendiri
- Masalah hubungan intim
- Ideal diri tidak realistik
Perilaku dengan Depersonalisasi
Afek - Identitas hilang
- Asing dengan diri sendiri
- Perasaan tidak aman, rendah diri, takut, malu
- Perasaan tidak realistic
- Merasa sangat terisolasi
Persepsi - Halusinasi pendengaran dan penglihatan
- Tidak yakin akan jenis kelaminnya
- Sukar membedakan diri dengan orang lain
Kognitif - Kacau
- Disorientasi waktu
- Penyimpangan pikiran
- Daya ingat terganggu
- Daya penilaian terganggu
Perilaku - Afek tumpul
- Pasif dan tidak ada respon emosi
- Komunikasi tidak selaras
- Tidak dapat mengontrol perasaan
- Tidak ada inisiatif dan tidak mampu mengambil keputusan
- Menarik diri dari lingkungan
- Kurang bersemangat
- Mekanisme Koping
Jangka Pendek Jangka Panjang 1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat – obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus 1. Menutup Identitas :
Terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi daro orang – orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri
2. Kegiatan mengganti identitas sementara :
(ikut kelompok social, keagamaan, politik )
2. Identitas Negatif :
Asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : ( kompetisi olah raga kontes popularitas ) 4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : (penyalahgunaan obat – obat)
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri daan orang lain
B. Masalah Keperawatan
Masalah gangguan konsep diri berhubungan dengan rasa bersalah sering menimbulkan kekacauan dan mengakibatkan respon koping yang maladaptive. Respon ini dapat dilihat bervariasi pada berbagai individu, yang mengalami ancaman integritas diri atau harga diri. Masalah keperawatan dan contoh diagnosa keperawatan lengkap yang berkaitan dengan gangguan konsep diri, lihat tabel berikut ini.Masalah keperawatan yang berhubungan dengan konsep diri
Masalah keperawatan uatama
|
Contoh diagnosa keperawatan yang lengkap
|
1. Gangguan gambaran diri |
|
2. Gangguan identitas diri |
|
3. Gangguan penampilan peran |
|
4. Gangguan harga diri |
|
C. Perencanaan Tindakan Keperawatan
- Tujuan Umum
Meningkatkan aktualisasi diri klien : dengan membantu menumbuhkan, mengembangkan, menyadari potensi sambil mencari kompensasi ketidakmampuan - Tujuan Khusus
Klien dapat mengenal dukungan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan massalaha yang berhubungan dengan konsep diri daan membantu klien agar lebih mengerti akan dirinya secara tepat - Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan membantu klien mengidentifikasikan penilaian tentang situasi dan perasaan yang terkait, guna meningkatkan penilaian diri dan kemudian melakukan perubahan perilaku. Pendekatan penyelesaian masalah ini memerlukan tindakan yang bertahap sebagai berikut :- Memperluas kesadaran diri; Tahap memperluas kesadaran diri
PrinsipRasionalTindakanMembina hubungan saling percaya Sikap perawat yang terbuka dapat mengurangi perasaan terancam dan membantu klien menerima semua aspek dirinya - Menerima klien apa adanya
- Dengarkan klien
- Dorong klien mendiskusikan pikiran dan perasaannya
- Respon yang tidak mengadili
- Katakan bahwa klien adalah individu yang berharga, bertanggung jawab dan dapat menolong diri sendiri
Bekerja dengan kemampuan yang dimiliki klien Tingkat kemampuan menilai realitas dan control diri diperlukan sebagai landasan asuhan keperawatan - Identitas kemampuan klien
- Arahkan klien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
- Meyakinkan identitas klien
- Beri dukungan untuk menurunkan panic
- Pendekatan tanpa menuntut
- Menerima dan mengklarifikasikan komunikasi verbal dan non verbal
- Cegah klien mengisolasi diri
- Ciptakan kegiatan rutin ( ADL )
- Buat batasan perilaku yang tidak pantas
- Orientasikan klien ke dunia yang nyata
- Beri pujian pada perilaku yang tepat
- Tingkatkan kegiatan dan tugas secara bertahap untuk menimbulkan pengalaman positif
- Menyelidiki diri; Membantu klien menyelidiki diri
PrinsipRasionalTindakanBantu klien menerima perasaan dan pikirannya Dengan menunjukkan sikap menerima perasaan dan pikiran klien, maka klien akan melakukan hal yang sama - Motivasi klien mengekspresikan emosi, keyakinan perilaku dan pikirannya
- Gunakan komunikasi terapeutik dan empati
- Catat pikiran yang logis, observasi respon emosi
Menolong klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain secara terbuka Keterbukaan persepsi diri adalah awal untuk merubah suasana sepi dan dapat mengurangi ansietas - Tumbuhkan persepsi klien terhadap kekuatan dan kelemahannya
- Bantu klien menurunkan self idealnya
- Bantu klien menjelaskan hubungannya dengan orang lain
Menyadari dan mengontrol perasaan perawat Kesadaran diri akan membantu penampilan model perilaku dan membatasi efek negative dalam berhubungan dengan orang lain - Sadari perasaan sendiri baik perasaan negative dan positif dalam berhubungan
Empati pada klien, tekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada klien Rasa empati dapat menguatkan pandangan klien memahami perasaan orang lain - Gunakan respon empati dan observasi apakah perasaan perawat simpati atau empati
- Jelaskan bahwa klien berguna dalam memecahkan masalahnya
- Libatkan keluarga dan kelompok menyelidiki diri klien
- Bantu klien mengenal konflik dan koping maladaptive
- Mengevaluasi diri; Mambantu klien mengevaluasi diri
PrinsipRasionalTindakanMembantu klien mengidentifikasi masalahnya secara jelas Setelah mengetahui masalah dengan jelas alternative pemecahan dapat dibuat klien - bersama klien identifikasi stressor dan bagaimana penilaiannya
- Jelaskan bahwa keyakinan klien mempengaruhi perasaan dan perilakunya
Kaji respon koping adaptif dan maladaptif klien terhadap masalah yang dihadapi Dengan mengetahui koping yang dipilih klien dapat mengevaluasi konsekwensi positif dan negatif - Bersama klien mengidentifikasi
- Keyakinan, ilusi, tujuan yang tidak realistic
- Identifikasi kekuatan klien
- Tunjukkan konsep sukses dan gagal dalam persepsi yang cocok
- Teliti sumber koping yang digunakan klien
- Uraikan pada klein bahwa respon koping dapat dipilih dengan bebas dan mempunyai dampak positif maupun negative
- Bersama klien mengidentifikasi respon koping yang maladaptif
- Komunikasi yang memfasilitasi konfrontasi yang mendukung
- Kalrifikasi peran
- Membuat perencanaan yang realistik; Membantu klien membuat rencana yang realistik
PrinsipRasionalTindakanBantu klien mengidentifikasi pemecahan masalah Jika semua alternative sudah dievaluasi, perubahan menjadi efektif - Jelaskan bahwa yang dapat merubah dirinya adalah klien bukan orang lain
- Bantu keyakinan dan ide klien ke dalam kenyataan
- Gunakan lingkungan membantu keyakinan klien jadi konsisten
Bantu klien mengkonsep tujuan yang realistik Dengan tujuan yang jelas dapat merubah harapan yang diinginkan - Bantu klien merumuskan tujuan
- Bantu klien untuk menetapkan perubahan yang diinginkan
- Anjurkan klien menggunakan pengalaman baru untuk mengembangkan potensinya
- Gunakan role model, role play, visualisasi dan redemonstrasi yang sesuai
- Bertanggung jawab dalam bertindak
PrinsipRasionalTindakanMengeksplorasi koping adaptif dan maladaptif klien dalam memecahkan masalahnya Sangat penting bagi klien mengetahui koping yang digunakan dalam pemecahan masalahnya baik yang negative maupun yang poitif - Beri kesempatan klien untuk memilih koping yang ingin digunakan dan konsekwensinya
- Bantu klien mengidentifikasi keuntungan kerugian mekanisme koping yang dipilih
- Diskusikan bila klien memilih mekanisme koping negative berikut konsekwensinya
- Berikan dukungan positif untuk mempertahankan kemajuannya
- Memperluas kesadaran diri; Tahap memperluas kesadaran diri
Pendidikan kesehatan mental bagi keluarga
Tujuan
|
Kegiatan Instruksional
|
Evaluasi
|
Menegaskan konsep keunikan anggota keluarga | Diskusikan keunikan masing – masing anggota keluarga. Bantu klien mengidentifikasikan tingkat kemampuannya di antar anggota keluarga |
|
Uraikan karakteristik perpaduan emosi | Analisa tipe dan pola hubungan dalam keluarga. Gunakan kertas dan pensil untuk menggambarkan pola keluarga |
|
Diskusikan pembentukan dan pelaksanaan peran dalam keluarga | Sintesa dinamika keluarga dan manifestasi stress pasien, akan mendorong komunikasi dalam keluarga |
|
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Pada makalah ini akan diuraikan tindakan keperawatan pada 2 ( dua ) diagnosa, yaitu :- Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah
- Gangguan harga diri : harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
1. Diagnosa : Perubahan penampilan perab berhubungan dengan harga diri rendah
- Tujuan Umum :
- Klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggung jawabnya
- Tujuan Khusus :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Klian dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan
- Klien dapat menetapkan ( merencanakan ) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
- Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan
- Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada
- Tindakan Keperawatan
- Bina hubungan saling percaya
- Salam terapeutik
- Perkenalkan diri
- Jelaskan tujuan interaksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Buat kontrak yang jelas (apa yang akan dilakukan/dibicarakan, waktu)
- Beri kesemapatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita
- Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
- Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain yang dimiliki oleh klien, aspek positif ( keluarga, lingkungan ) yang dimiliki klien. Jika klien tidak mampu mengidentifikasi, maka dimulai oleh perawat memberi “ reinforcement “ ( pujian terhadap aspek positif klien
- Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilaian negative. Utamakan memberi pujian yang realistik
- Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya : penampilan klien dalam “self-care”, latihan fisik dan ambulasi secara aspek asuhan terkait dengan gangguan fisik yang dialami klien
- Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit klien.
- Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan ( sering klien takut melaksanakannya )
- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah
- Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
- Bina hubungan saling percaya
- Hasil Yang Diharapkan :
- Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita
- Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya ( fisik, intelektual, system pendukung )
- Klien berperan serta dalam perawatan dirinya
- Percaya diri klien dengan menetapkan keinginan atau tujuan yang realistis
- Tujuan Umum
- Klien menunjukkan pengingkatan harga diri
- Tujuan Khusus :
- Klien dapat meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi perubahan citra tubuh
- Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
- Klien dapat menyusun rencana cara – cara menyelesaikan masalah yang dihadapi
- Klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh
- Tindakan keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya
- Salam terapeutik
- Komunikasi terbuka, jujur, empati
- Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan tubuh.
- Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
- Lakukan kontrak untuk program asuhan keperawatan ( pendidikan kesehatan, dukungan, konseling dan rujukan )
- Diskusikan perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
- Observasi ekspresi klien pada saat diskusi
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien ( tubuh, intelektual, keluarga ) oleh klien di luar perubahan yang terjadi
- Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilaian negative. Utamakan memberi pujian yang realistik
- Beri pujian atas aspek posirtif dan kemampuan yang masih dimiliki klien
- Dorong klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan klien secara bertahap
- Libatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh
- Tingkatkan dukungan keluarga pada klien terutama pasangan
- Diskusikan cara – cara ( booklet, leaflet sebagai sumber informasi ) yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak perubahan struktur, bentuk atau fungsi tubuh
- Dorong klien memilih cara sesuai bagi klien
- Bantu klien melakukan cara yang dipilih
- Membantu klien mengurangi perubahan citra tubuh. Misalnya : protesa untuk bagian tubuh tertentu, tongkat
- Rehabilitasi bertahap bagi klien
- Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya : penampilan klien dalam “self-care”, latihan fisik dan ambulasi secara aspek asuhan terkait dengan gangguan fisik yang dialami klien
- Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit klien.
- Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan ( sering klien takut melaksanakannya )
- Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
- Beri pujian atas keberhasilan klien
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
- Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah
- Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
- Bina hubungan saling percaya
- Hasil Yang Diharapkan :
- Klien menerima perubahan tubuh yang terjadi
- Klien memilih beberapa cara mengatasi perubahan yang terjadi
- Klien adaptasi dengan cara – cara yang dipilih dan digunakan
Daftar Pustaka
- Keliat, B.A ( 1994 ), Gangguan Konsep Diri, Jakarta, EGC
- Keliat, B.A. ( 1998 ), Gangguan Koping, Citra Tubuh dan Seksual pada Klien Kanker, Jakarta, EGC
- Keliat, B.A, ( 1998 ), Penetalaksanaan Stress, Jakarta
- Stuart, G.W., dan Sundeen, S.J. ( 1995 ), principle and practice of psychiatric nursing, ( 5 th ed)
- Towsend, M.C.( 1998 ). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan psikiatri : Pedoman untuk pembuatan Rencana keperawatan, Jakarta : EGC ( Terjemahan ).
Subscribe to:
Posts (Atom)