Ekstrak heksan biji jinten hitam (Nigella sativa Lor) potensial
dikembangkan sebagai imunomodulator pada penderita imunodefisiensi
seperti pasien terinfeksi HIV-AIDS yang mengalami penurunan jumlah sel
CD4, kata Akrom M.Kes, dosen Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
"Ekstrak heksan biji jinten hitam (EHBJH) dapat dikembangkan sebagai agen kemopreventif antikarsinogenesis melalui mekanisme antioksidan sitoprotektif dan imunomodulator," katanya dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (4/2/2013).
Menurut dia, efek EHBJH dapat meningkatkan limfosit CD4, CD8, kadar IFNgamma, dan hematoprotektor. Keberhasilan biji jinten hitam meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8 serta berdampak pada populasi sel CD4CD25Treg memberikan harapan pada pasien-pasien HIV-AIDS yang menjalani terapi antiretroviral (ARV) sebagai terapi ajuvan.
"Meskipun baru skala penelitian laboratorium melalui pemberian ekstrak heksan biji jinten hitam pada tikus, diketahui timokuinon memiliki efek kemopreventif antikarsinogenesis pada tikus bahkan mampu menurunkan 81-97 persen tingkat kematian, menghambat kerusakan hepar dan ginjal serta meningkatkan jumlah lekosit dan hemoglobin," katanya.
Ia mengatakan, ekstrak heksan biji jinten juga mampu menurunkan 45-50 persen insidensi pembentukan nodul dan menurunkan 70-90 persen pembentukan adenokarsinoma mamae tikus yang diinduksi dimetilbenz(a)antracene.
Selain itu, aktivitas dan mekanisme imunomodulator antihematoksik ekstrak heksan biji jinten hitam diketahui mampu meningkatkan jumlah limfosit darah tepi, meningkatkan jumlah limfosit CD4Th, CD8 dan CD4CD25treg, meningkatkan berat limpa dan jumlah limfosit serta aktivitas limfosit dalam mensekresi IFNgamma.
Menurut dia biji jinten hitam secara empirik sudah dipakai sebagai bahan jamu untuk pengobatan herbal yang mampu mengobati berbagai kelainan di antaranya sebagai imunomodulator, antivirus, antidiabetes mellitus, antikanker, antiasma, dan antiepilepsi.
"Kandungan timokuinon, nigelon, dan asam lemak tak jenuh dalam biji jinten hitam merupakan kandungan yang diduga bersifat antioksidatif, kemopreventif, dan imunomodulator," kata Akrom (kompas.com 5/2/2013)
"Ekstrak heksan biji jinten hitam (EHBJH) dapat dikembangkan sebagai agen kemopreventif antikarsinogenesis melalui mekanisme antioksidan sitoprotektif dan imunomodulator," katanya dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (4/2/2013).
Menurut dia, efek EHBJH dapat meningkatkan limfosit CD4, CD8, kadar IFNgamma, dan hematoprotektor. Keberhasilan biji jinten hitam meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8 serta berdampak pada populasi sel CD4CD25Treg memberikan harapan pada pasien-pasien HIV-AIDS yang menjalani terapi antiretroviral (ARV) sebagai terapi ajuvan.
"Meskipun baru skala penelitian laboratorium melalui pemberian ekstrak heksan biji jinten hitam pada tikus, diketahui timokuinon memiliki efek kemopreventif antikarsinogenesis pada tikus bahkan mampu menurunkan 81-97 persen tingkat kematian, menghambat kerusakan hepar dan ginjal serta meningkatkan jumlah lekosit dan hemoglobin," katanya.
Ia mengatakan, ekstrak heksan biji jinten juga mampu menurunkan 45-50 persen insidensi pembentukan nodul dan menurunkan 70-90 persen pembentukan adenokarsinoma mamae tikus yang diinduksi dimetilbenz(a)antracene.
Selain itu, aktivitas dan mekanisme imunomodulator antihematoksik ekstrak heksan biji jinten hitam diketahui mampu meningkatkan jumlah limfosit darah tepi, meningkatkan jumlah limfosit CD4Th, CD8 dan CD4CD25treg, meningkatkan berat limpa dan jumlah limfosit serta aktivitas limfosit dalam mensekresi IFNgamma.
Menurut dia biji jinten hitam secara empirik sudah dipakai sebagai bahan jamu untuk pengobatan herbal yang mampu mengobati berbagai kelainan di antaranya sebagai imunomodulator, antivirus, antidiabetes mellitus, antikanker, antiasma, dan antiepilepsi.
"Kandungan timokuinon, nigelon, dan asam lemak tak jenuh dalam biji jinten hitam merupakan kandungan yang diduga bersifat antioksidatif, kemopreventif, dan imunomodulator," kata Akrom (kompas.com 5/2/2013)
Anda sedang membaca artikel tentang Jinten Hitam Potensial untuk Obat ARV HIV/AIDS, Anda boleh menyebar luaskan atau mengcopy - paste artikel di atas jika memang sangat bermanfaat bagi anda.. Dengan syarat anda harus meletakkan link di bawah ini sebagai sumbernya..